CANDI BROBUDUR

KEPERCAYAAN DIRI

a. Definisi Kepercayaan Diri
    Kepercayaan diri merupakan salah satu aspek yang memiliki peran penting dalam keberhasilan suatu proses pembelajaran.Siswa yang memiliki kepercayaan diri yang  cukup tinggi tidak akan takut dalam menghadapi berbagai permasalahan pada saat proses pembelajaran. Pernyataan tersebut senada dengan pendapat  yang dikemukakan oleh Yoder  & Proctor (1988: 5) yang  menyebutkan bahwa kepercayaan diri sejati tidak hanya akan  membawa  seorang  anak  untuk  meraih  prestasi,  tetapi  juga  akan membuka jalan untuk kebahagiaan dan kepuasan hidup yang lebih besar. Jika seseorang mengembangkan kepercayaan diri sejak masa kecil, dia akan memiliki potensi yang lebih besar untuk sukses dan bahagia saat ia dewasa.

    Secara lebih lengkap Yoder & Proctor  (1988:  4), menyatakan  “in  brief,  self confident is  the active, effective expression of inner feelings of the self worth, self esteem, and self understanding”. Singkatnya, kepercayaan diri adalah aktif, ungkapan efektif dari perasaan mengenai nilai diri, harga diri dan pemahaman diri. Sementara itu, pendapat  lainnya diungkapkan oleh Anthony (Ghufron   dan   Rini,   2011:   34)   yang   menyatakan   bahwa kepercayaan  diri  merupakan  sikap  pada  diri  seseorang  yang  dapat menerima   kenyataan,  dapat  mengembangkan  kesadaran  diri,  berpikir positif, memiliki kemandirian, dan mempunyai kemampuan untuk memiliki  serta  mencapai  segala  sesuatu  yang  diinginkan.  Lebih  lanjut Lauster (Ghufron dan Rini, 2011: 34) mengatakan bahwa kepercayaan diri merupakan  salah  satu  aspek  kepribadian  yang  berupa  keyakinan  akan kemampuan diri seseorang sehingga tidak terpengaruh oleh orang lain dan dapat  bertindak  sesuai  kehendak,  gembira,  optimis,  cukup  toleran,  dan bertanggung jawab.
    Menurut Fishbein & Ajsen (Parsons, Croft, & Harrison, 2011:53), Self confidence is belief. Artinya kepercayaan diri adalah sebuah keyakinan. Keyakinan menurut Scoenfeld (Hannula, Maijala, & Pehkonen, 2004:17) adalah pemahaman dan perasaan individu yang membentuk cara dan konsep individu yang terlibat dalam perilaku matematika. Keyakinan menurut McLeod (1991: 63:65) dibagi menjadi dua yaitu keyakinan tentang matematika dan keyakinan tentang diri sendiri. Selain itu Druckman & Bjork berpendapat (1994:178) “Self confidence is the belief that one can successfully execute a specific activity, rather tahn a global trait that accounts for overall performance optimism”, maknanya kepercayaan diri adalah keyakinan bahwa salah satu keberhasilan adalah dalam mengeksekusi aktivitas tertentu, bukan suatu sikap global yang menyumbang optimisme kinerja secara keseluruhan.“Feelings of self-confidence are very motivating to student who have not enjoyed many successes in school” (Zimmerman, Bonner & Kovach, 1996: 42-43) yang maknanya bahwa perasaan dari kepercayaan diri sangat memotivasi siswa yang belum menikmati banyak keberhasilan di sekolah.
    Selain pendapat-pendapat di atas Preston (2007: 18) menyatakan bahwa “your beliefs about your capacity to achieve, solve problems, and think for yourself. This is what I mean   by confidence.” Artinya kepercayaan diri   adalah keyakinan seseorang tentang kemampuannya untuk mencapai, memecahkan masalah, dan berpikir untuk dirinya sendiri.  Pernyataan tersebut didukung dengan pendapat  Lie (2003:  4)  yang  mengatakan  bahwa:  “percaya diri  berarti yakin  akan kemampuannya  untuk  menyelesaikan  suatu  pekerjaan  dan masalah.”
    Selanjutnya, Azmandian (2010: 145-146) juga berpendapat bahwa kepercayaan  diri merupakan faktor penting dalam kesuksesan seseorang seperti pernyataannnya berikut :
Self-confidence and self-assurance are very important factors in the successful confrontation of life’s problems. People who believe in themselves stand like a mountain in the face of life’s  problems and solve them—and they delight in their ability to do so.

Pernyataan  di  atas  mengandung  makna  bahwa  kepercayaan  diri  dan keyakinan diri adalah faktor yang sangat penting dalam kesuksesan hidup seseorang untuk menyelesaikan masalah. Orang yang percaya diri berdiri seperti gunung dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah hidupnya, dan mereka senang akan kemampuan dirinya untuk melakukannya.

Selanjutnya, DeBellis (New Jersey Mathematics Curruculum Framework) menyatakan bahwa:

Students need to develop self-confidence not only in their mathematical abilities, but also in their mathematical performance. If they understand a problem, develop a strategy for solving it, and then obtain  an  answer,  they  need  to  be  able  to  conclude,  with  some measure of certainty,  whether or not they have done the problem correctly.

Kutipan di atas maksudnya adalah siswa perlu mengembangkan kepercayaan diri  tidak hanya dalam kemampuan matematika mereka, tetapi juga dalam kinerja matematika  mereka.  Jika  mereka  memahami  masalah,  mengembangkan strategi untuk memecahkan hal itu, dan  kemudian mendapatkan jawaban, mereka  harus  dapat  menyimpulkan  dengan  beberapa  ukuran  kepastian, apakah mereka telah menyelesaikan masalah itu dengan benar.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kepercayaan diri adalah keyakinan individu akan kemampuan dirinya sendiri sehingga individu tersebut mampu  untuk bersikap tegas (tidak mudah terpengaruh oleh orang lain), berusaha untuk selalu berpikir positif dalam memahami dirinya, dan optimis untuk meraih apa yang diharapkannya.

 b. Indikator Kepercayaan Diri

Lie  (2003:  4)  yang  mengungkapkan  bahwa  ciri-ciri orang  yang  memiliki  rasa  percaya  diri  adalah:  (1)  Yakin  kepada  diri sendiri; (2) mandiri; (3) tidak ragu-ragu/optimis; (4) merasa diri berharga; (5)  tidak  menyombongkan  diri;  dan  (6)  memiliki   keberanian  untuk bertindak. Sedangkan berdasarkan pendapat Lauster (Ghufron dan Rini, 2011: 35-36) aspek-aspek kepercayaan diri meliputi yakin pada kemampuan  diri,  optimis,  objektif,  bertanggung  jawab,  rasional,  dan realistis.

Selain itu Lindenfield (1997:  4)  memandang  bahwa  terdapat  dua  jenis percaya diri yang cukup berbeda yaitu batin dan lahir. Percaya diri batin adalah percaya diri  yang memberi kepada kita perasaan dan  anggapan bahwa kita dalam   keadaan baik, sedangkan percaya diri lahir memungkinkan  kita  untuk  tampil  dan  berperilaku  dengan  cara  yang menunjukkan pada dunia luar bahwa kita yakin akan diri kita. Kedua jenis percaya diri ini saling mendukung,  keduanya membentuk sesuatu yang jauh lebih kuat dan efektif daripada jumlah bagian-bagiannya.

Selanjutnya Lindenfield (1997: 4-7) mengungkapkan bahwa terdapat empat ciri utama yang khas pada orang yang memiliki percaya diri batin yang sehat yang dijabarkan sebagai berikut:

1)  Cinta Diri

2)  Pemahaman Diri

Jika anak memiliki pemahaman diri yang baik mereka akan: (a) sangat menyadari kekuatan mereka; (b) mengenal kelemahan dan keterbatasan mereka; (c) tidak mudah mengikuti begitu saja “khalayak ramai”; (d) terbuka untuk menerima umpan balik dari dari orang lain dan tidak selalu  melonjak  untuk  membela  diri  begitu  dikritik  orang;  dan  (e) bersedia  mendapat  bantuan  dan  pelajaran  karena  mereka  menyadari bahwa mereka bukan “orang yang serba tahu”.

3)  Memiliki Tujuan yang Jelas

Orang  yang percaya diri punya pikiran  yang jelas mengapa mereka melakukan  tindakan  tertentu  dan  mereka  tahu  hasil  apa  yang  bisa diharapkan.

4)  Pemikiran yang Positif

Ciri seseorang dengan pemikiran yang positif diantaranya: (a) tumbuh dengan  harapan bahwa hidup itu pada umumnya menyenangkan; (b) memandang orang  lain dari sisi positifnya, kecuali ada alasan khusus untuk   berhati-hati;   (c)  percaya   bahwa   kebanyakan   masalah   bisa diselesaikan; (d) tidak menyia-nyiakan tenaga dengan mengkhawatirkan kemungkinan hasil yang negatif; dan (e) percaya bahwa  masa depan

akan sebaik (dan mungkin lebih baik) dari masa lalu.

Pendapat  lain  tentang aspek-aspek   yang   dapat   mencerminkan   kepercayaan   diri   seseorang disampaikan  oleh Iswidharmanjaya, Agung, & Psycholastic  (2004: 33-58) yang menyatakan bahwa ciri-ciri orang yang percaya diri di antaranya sebagai berikut.

1)  Percaya pada Kemampuan Dirinya Sendiri

Kemampuan  adalah  potensi  yang  dimiliki  seseorang  untuk  meraih sesuatu. Kemampuan  mencakup  bakat,  kreativitas,  kepandaian  dan lain sebagainya yang  dapat digunakan untuk meraih sesuatu. Setiap orang memiliki kemampuan yang berbeda-beda. Orang yang percaya mengembangkan kemampuan dalam dirinya untuk memperoleh tujuan yang bukan semata-mata berwujud penghargaan, medali  emas, atau studi gratis ke luar negeri melainkan utamanya untuk mendapatkan kepuasan diri.

2)  Tidak Konformis

Orang  yang  percaya  diri  tidak  konformis  terhadap  hal-hal  yang bertentangan dengan prinsip hidupnya. Sikap konformis adalah sikap atau kecenderungan orang untuk menjadi pengikut saja terhadap apa yang  dikatakan  orang  lain/temannya  dan  tidak  berani  menyatakan pendapat  dan  sikap  sendiri  karena  takut  akan   ditinggalkan  serta dikucilkan oleh teman-temannya.

3)  Berani Menerima dan Menghadapi Penolakan.

Penolakan yang dilakukan orang lain tidak selalu berarti ia tidak suka dengan  kita  melainkan  kadang  apa  yang  kita  berikan  tidak  sesuai dengan harapannya. Bagi  orang yang percaya diri, suatu penolakan adalah pelajaran yang berharga untuk menuju kesempurnaan.

4)  Tidak mudah menyerah

Orang yang percaya diri adalah orang yang bersemangat dan selalu berusaha bekerja keras, tidak mudah menyerah pada nasib. Bagi orang yang  percaya  diri,  kegagalan  dianggap  sebagai  suatu  keberhasilan yang tertunda. Kegagalan dianggapnya sebagai tantangan untuk terus berusaha meraih hasil yang lebih bagus.

5) Berpikir positif

Dengan berpikir positif orang selalu berusaha melihat segi positif pada setiap hal yang dihadapi. Untuk berpikir positif orang perlu menerima kekurangan dan  kelebihannya. Orang yang berpikir positif sanggup menerima diri dan orang lain  apa adanya. Bagi orang yang percaya diri, berpikir positif selalu berperanan penting dalam proses pengembangan diri dan interaksi dengan orang lain.

Berdasarkan   beberapa   pendapat   di   atas   maka   aspek-aspek kepercayaan diri yang akan diteliti dalam penelitian ini meliputi 4 aspek yang peneliti tentukan  berdasarkan keterkaitan aspek-aspek kepercayaan diri  yang telah  dipaparkan dengan  pembelajaran  matematika  yaitu:  (1) yakin pada kemampuan diri; (2) ketegasan; (3) berpikir positif; dan (4) pemahaman diri.