Ragam Kecerdasan
Ragam Kecerdasan
a.
Potensi Intelektual
Kemampuan intelektualnya adalah kecerdasan atau intelegensi. Satuan ukurannya ialah Intellegence Qoutient (IQ).
Intelegensi adalah keseluruhan kemampuan individu untuk berpikir dan bertindak secara terarah, serta mengolah dan menguasi lingkungan secara efektif ( Marthen Pali,1993 ).
Untuk mengetahui intelegensi dapat dilakukan dengan cara sekilas yakni mengamati hasil belajar sehari – hari (nilai ulangan harian sampai nilai rapor); atau secara teliti melalui pemeriksaan psikologis dengan tes intelegensi.
Yang terakhir ini menghasilkan angka – angka yang menggambarkan taraf kecerdasan tertentu, misalnya :
No. IQ Klasifikasi Prestasi Minimal
1. - 79 Kemampuan Intelektual Rendah -
2. 80 – 89 Kemampuan Intelektual Di bawah rata – rata 5,5
3. 90 – 109 Kemampuan Intelektual Rata – rata 6
4. 110 – 119 Kemampuan Intelektual di Atas rata – rata 7
5. 120 – 135 + Kemampuan Intelektual Superior 9
Sumber : Marthen Pali, 1993
Perhatian !
Kita harus hati – hati dan bijaksana dalam memahami, menyikapi dan menterjemahkan apa itu intelegensi dan angka – angka hasil test intelegensi !
Sungguh arif jika Anda proaktif untuk berdiskusi dengan pakar yang tepat, yakni guru pembimbing (Bimbingan dan Konseling), psikolog, atau lembaga penyelenggaara tes psikologi yang ada. Mengapa demikian ? Sebab sering terjadi hasil tes IQ itu dipersepsi salah oleh bahasa awam !
b. Kecerdasan Sosial
Tingginya taraf kecerdasan rasional (otak) terbukti belum menjamin gemilangnya prestasi seseorang dalam kehidupan sehari – hari ketika belajar / bergaul dan berinteraksi sosial secara nyata. Untuk itu, ada upaya mengidentifikasi jenis kecerdasan lain.
Dicobalah menemukan kecerdasan jenis lain itu, dan dinamai kecerdasan sosial. Kecerdasan sosial ini, terdiri dari kepekaan sosial, komunikasi yang baik, empati, pengertian / pemahaman terhadap orang lain (Munandir, 1995).
c. Kecerdasan Emosional (Emotional Qoutient)
Kecerdasan emosional adalah intelegensi dunia perasaan seorang individu.
Seorang pakar mengartikan kecerdasan emosional sebagai kemampuan individu untuk mengenali emosi (perasaan) diri sendiri dan emosi orang lain, memotivasi diri sendiri, dan mengelola emosi itu dengan baik pada diri sendiri dan dalam hubungannya dengan orang lain (Goleman, 1999 dalam Ramli, 2001).
Bisa terjadi seseorang yang cerdas (otaknya) namun dapat menjadi sedemikian tidak rasional (menjadi “bodoh”). Mengapa ? Kcerdasan akademis (IQ) sedikit saja kaitannya dengan kehidupan emosional. Dapat saja orang yang paling cerdas pun diantara kita, terperosok ke dalam nafsu tak terkendali dan meledak – ledak ! (Goleman, 1999).
Kecerdasan perasaan emosional merupakan kemampuan untuk memotivasi diri sendiri, bertahan menghadapi frustasi, mengadakan dorongan hati, tidak melebih – lebihkan kesenangan, mengatur suasana hati, dan menjaga agar beban stress (tekanan mental) tidak melumpuhkan kemampuan berpikir, punya empati dan banyak berdo’a. (Daniel Goleman, 1999).
Kecerdasan Emosional
o Mampu memotivasi diri sendiri
o Daya tahan menghadapi frustasi
o Mengendalikan dorongan hati
o Tidak berlebihan atas kesenangan
o Mengatur suasana hati
o Beban stress tidak melumpuhkan daya pikir
o Punya empati
o Banyak berdo’a
Wacana yang mengejutkan kita adalah betapa peranan kecerdasan emosional itu sangat dominan dalam meniti keberhasilan seseorang !
Bagi kesuksesan seseorang individu, kecerdasan rasional (IQ) hanya berperan 20% saja, sedangkan kecerdasan emosional punya andil 80%. Benarkah ?
d. Kecerdasan Emosional (Emotional Qoutient)
Bakat adalah kemampuan dasar seseorang untuk belajar / bekerja dalam tempo yang relatif pendek dibandingkan dengan orang lain, namun hasilnya justru lebih baik.
Contoh : Seseorang yang berbakat melukis, akan lebih cepat bisa dan cepat menyelesaikan pekerjaan melukis tersebut, dibandingkan dengan orang lain yang tingkat bakatnya dibawahnya.
Bakat (aptitude) juga bermakna potensi yang akan diwujudkan di waktu yang akan datang. Maksudnya bakat menunjukkan adanya peluang saja, yakni peluang keberhasilan (Munandir, 1995). Maka tidak heran ada istilah bakat terpendam.
Dengan kata lain bakat harus disemaikan, diwujudkan, dan dikembangkan. Kalau tidak, lepaslah peluang keberhasilannya. Untuk mengembangkan potensi bakat perlu menggerakkan seluruh aspek
JENIS BAKAT
Menurut beberapa referensi test bakat, dikenali adanya contoh jenis – jenis bakat, yaitu : bakat verbal, bakat numerikal.
• Verbal : Konsep – konsep yang diungkapkan dalam bentuk kata – kata
• Numerikal : Konsep – konsep dalam bentuk angka – angka
• Skolastik : Kombinasi kata – kata dan angka – angka
• Abstrak : Aspek yang tidak berupa kata maupun angka, namun berbentuk pola, rancangan, diagram dengan ukuran – ukuran, bentuk dan posisi – posisinya.
• Mekanik : Prinsip – prinsip umum IPA, tata kerja mesin, perkakas, dan alat – alat lainnya.
• Relasi ruang : Mengamati, mencitrakan pola dua dimensi / berpikir dalam tiga dimensi.
• Kecepatan Ketelitian Klerikal : Tugas tulis menulis, ramu meramu untuk kantor, laboratorium dan lain – lain.
• Bahasa : Penalaran analitis tentang bahasa, misalnya untuk jurnalistik, stenografi, penyiar, editing, hukum, pramuniaga dan lain – lain.
e. Kecerdasan Spiritual
Suatu kecerdasan yang bersangkut paut dengan pengikatan diri dengan Zat Yang Maha Tinggi yaitu Tuhan.
Kecerdasan spiritual merupakan kepekaan batin seseorang untuk melihat dan merasakan perbedaan antara suatu kebaikan dan keburukan, suatu kemampuan diri untuk memilih dan berpihak kepada kebaikan dan merasakan nikmatnya seseorang yang mempunyai kecerdasan spiritual yang tinggi akan tidak mudah cepat putus asa, pantang menyerah, hidupnya akan penuh dengan harapan dan ketenangan hati. Ia sadar bahwa dirinya itu milik Tuhan Yang Maha Kuasa dan Tuhan adalah sumber kebaikan.
Dengan adanya rasa pengikatan diri dengan Tuhannya ia akan berserah diri, ia sadar bahwa manusia memang harus selalu berusaha tetapi Tuhanlah yang menentukan segalanya.
Ragam Kecerdasan Versi Lain yaitu :
1. Kecakapan Verbal
Kepandaian mengkomunikasikan segala sesuatu
melalui bahasa adalah termasuk salah satu bobot dari kecakapan verbal ini.
Seorang profesor yang lulus dengan predikat cum laude tetapi tak memiliki
kecakapan ini akan mengalami kesulitan untuk mentransfer ilmunya kepada oarng
lain.
Sementara mereka yang mampu membina kecakapan
verbalnya akan mudah berkomunikasi dalam beragam bahasa, mudah menyampaikan
gagasan-gagasannya dengan bahasa yang bisa dimengerti oleh banyak orang, dan
memiliki kemampuan besar untuk serius dalam bidang sastra.
2. Matematik Logika
Kecerdasan ini berada dalam wilayah logika
rasional. Segala sesuatu di alam ini memiliki sunnatullah yang telah jelas
hokum logikanya. Jadi, kecerdasan logika ini bukan hanya berlaku dalam bidang
perhitungan dan ilmu pasti saja, tetapi juga dalam seluruh sisi kehidupan
manusia.
Dalam sastra, budaya dan sosial sekalipun,
kecerdasan logika ini tetap dibutuhkan. Tentu saja tidak dalam bentuk
perhitungan angka-angka, tetapi lebih banyak menyangkut logika hokum sebab dan
akibatnya. Itu sebabnya kepada anak-anak, harus selalu diajarkan perihal sebab
akibat ini, dalam mempelajari berbagai peristiwa yang terjadi di sekeliling
mereka.
3. Pemahaman Ruang
Kecerdasan ini sangat berarti bagi para arsitek
dan seniman. Jika orang biasa kesulitan membayangkan sebuah benda dalam bentuk
tiga dimensi dalam alam khayalnya, maka hal itu adalah kelebihan mereka yang
bebakat dalam bidang ini. Anak yang memiliki kelebihan kecerdasan ini baik jika
diarahkan untuk spesifikasi bidang seni bangun dan ruang.
4. Kinestetik
Jangan dikira bahwa menjadi olahragawan itu tidak
diperlukan oaring yang cerdas. Orang-orang seperti Magic Johnson si jago bola
basket, Zinedane Zidane si pahlawan lapangan hijau, serta Muhammad Ali dan Mike
Tyson adalah contoh mereka yang memiliki kejeniusan dalam bidang kinestetik.
Jika anda melihat putra-putri Anda memiliki bakat
dalam bidang olah tubuh dan keseimbangan, maka dengan mengembangkan kecerdasan
kinestetiknya akan sangat membantu pengembangan bakat selanjutnya. Termasuk
anak yang tak bisa diam ketika belajar, atau yang memiliki energi berlebih
sehingga cenderung suka mengganggu teman lain, bagaimana jika disalurkan bakat
kinestetiknya ke bidang-bidang olahraga sehingga lebih terbina di tempat yang
tepat?
5. Musik
Irama dan musik adalah kebutuhab fitrah manusia,
sehingga seprimitif apapun manusia, mereka harus mengembangkan kecerdasan musik
ini. Sedangkan tajwid bacaan Al-Qur’an pun mengandung irama dan nada yang
indah. Begitu pula do’a-do’a yang diajarkan Rosulullah saw. Untuk menciptakan
ahli-ahli yang menggeluti bidang musik ini pun perlu dipupuk bakat kecerdasan
musik anak sedini mungkin.
6. Kecakapan Antar Pribadi
Kecakapan jenis ini sangat membantu seseorang
untuk berkomunikasi dan menjalin hubungan serta kepercayaan dengan orang lain.
Gardner memecahnya menjadi empat jenis kemampuan, yaitu : kepemimpinan,
kemampuan membina hubungan dan mempertahankan persahabatan, kemampuan
menyelesaikan konflik, dan ketrampilan analisis social. Kerena setiap orang
memerlukan berhubungan dengan orang lain, maka kecerdasan ini memiliki peran
sangat besar dalam menentukan kesuksesan seseorang.
Mereka yang jenius di bidang ini akan jadi
pemimpin dan manager yang handal dan disukai oleh rakyat serta bawahannya. Ia
pun bisa menjalin hubungan yang tepat baik kepada teman, sahabat maupun musuh
sekalipun.
Supaya anak memiliki kecerdasan antar pribadi
yang baik mereka harus dibimbing untuk bisa menjalin sosialisasi berkawan yang
sehat, ditumbuhkan empatinya terhadap perasaan teman lain, diajarkan bagaimana
mengola emosi-emosi negatifnya dan bagaimana memanfaatkan emosi positifnya.
7. Kemampuan Intrapsikis
Merupakan jenis kecerdasan yang berhubungan
dengan kemampuan intuisi dan intrapsikis seseorang. Jika jecerdasan ini
dikembangkan bersamaan dengan bidang kecerdasan lain, akan memungkinkan
seseorang memperoleh wawasan cemerlang brilyan, bahkan bisa serupa ilham dan
ilmu laduni dari Allah, yang mengembangkan kemampuannya dalam bidang-bidangnya
tersebut.