BAHAN AJAR
Bahan
ajar merupakan salah satu perangkat yang penting dalam pembelajaran. Bahan ajar
adalah alat yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Sebagaimana
dikatakan Dick, Carey, & Carey (2001: 245) bahwa:
The instructional materials contain the
content-either written mediated, or facilitiated by instructor- that a student
will use to achieve the objective. This includes materials for the major
objective and the terminal objective, and any materials for enhancing memory
and transfer. The materials may also include information that the learner will
use to guide their process though the instruction”.
Secara garis besar, kutipan di atas
mengandung arti bahwa bahan ajar berisi materi yang akan digunakan siswa untuk
mencapai tujuan pembelajaran umun maupun khusus, dan juga untuk meningkatkan
pengetahuan dan pemahaman. Materi tersebut juga memuat informasi yang digunakan
siswa untuk memandu mereka dalam proses pembelajaran.
Hal
lain dikatakan (Andi Prastowo, 2012: 17) tentang pengertian bahan ajar adalah
segala bahan yang disusun secara sistematis untuk mencapai kompetensi siswa
dalam proses pembelajaran. Bahan ajar juga dapat berupa informasi, alat, dan
teks yang dapat dibuat sendiri oleh guru, sehingga sesuai dengan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai. Bahan ajar (Depdiknas, 2008: 6) adalah segala
bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/instruktor dalam melaksanakan
kegiatan belajar mengajar. Bahan ajar merupakan segala bentuk bahan yang
digunakan untuk membantu guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di
kelas dan memudahkan guru dalam melakukan proses pembelajaran.
Pengertian
bahan ajar juga dikemukakan oleh Newby, et
al. (2000: 117) yang menyatakan “Instructional
materials are the specific items used in a lesson and delivered through various
media”. Pendapat tersebut berarti,
bahan ajar sebagi materi tertentu yang digunakan dalam pelajaran dan disajikan
melalui berbagai media. Pendapat lain diungkap dalam Undang-Undang
Pendidikan Texas (Texas Legislature,
2011: 738) bahwa “Instructional materials
means content that conveys the essential knowledge and skill of a subject in
the pubic school curriculum through a medium or a combination of media for conveying
information to a student”. Artinya, bahwa bahan ajar adalah konten yang
menyajikan aspek pengetahuan dan keterampilan dari suatu mata pelajaran dalam
kurikulum sekolah melalui satu atau kombinasi beberapa media untuk menyajikan
informasi kepada siswa. Hal lain, Menurut Sungkono, dkk (2003: 2) bahan ajar
dapat diartikan bahan-bahan atau materi pelajaran yang disusun secara lengkap
dan sistematis berdasarkan prinsip-prinsip pembelajaran yang digunakan guru dan
siswa dalam proses pembelajaran.
National Centre for Vocational Education Research
Ltd National Centre for Competency Based Training (Depdiknas,
2008:7), terdapat pengertian lain bahan ajar bahwa bahan ajar adalah segala
bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru atau instruktur dalam
melaksanakan kegiatan belajar-mengajar
di kelas. Bahan yang tersebut dapat berupa bahan tertulis maupun bahan
tidak tertulis. Penggunaan bahan ajar
memungkinkan siswa dapat mempelajari suatu kompetensi secara runtut dan
sistematis sehingga secara akumulatif mampu menguasai semua kompetensi secara
utuh atau terpadu (Asep Herry Hernawan, dkk, 2011: 3). Bahan ajar bukanlah
sebagai pengganti guru di kelas namun harus memberikan pengetahuan minimal
kepada siswa. Menurut Liya Narulita (2010: 49) bahan ajar adalah materi ajar/ alat
dan teks yang diperlukan guru untuk implementasi pembelajaran baik berupa buku
siswa maupun media lain. Bahan ajar menurut Yani Ramdani (2012: 50) merupakan
“bagian yang penting dari suatu proses pembelajaran secara keseluruhan”.
Bahan ajar akan membantu dalam proses
pembelajaran dalam memberikan fasilitas kepada siswa untuk mencapai kompetensi
belajar. Bentuk bahan ajar menurut Andi Prastowo (2012: 40) yaitu:
1)
Bahan ajar cetak seperti hand out, buku, modul, lembar kegiatan
siswa, brosur, leaflet, dan wallchart.
2)
Bahan ajar audiovisual seperti
video/film, VCD
3)
Bahan ajar audio seperti kaset, radio,
CD audio
4)
Bahan ajar interaktif seperti animasi
dan gambar
Beberapa bentuk bahan ajar tersebut
digunakan guru sesuai dengan kebutuhan dalam proses pembelajaran. Depdiknas
(2008: 11) jenis bahan ajar ada empat
yaitu: (1) bahan cetak, seperti hand out,
buku, modul, lembar kegiatan siswa, brosur, leaflet,
foto/gambar, dan model/maket, (2) bahan ajar dengar (audio), seperti kaset,
radio, pringan hitam, dan compact disk
audio, (3) bahan ajar pandang dengar (audio visual), seperti video compact disk dan film; (4) bahan ajar
multimedia interaktif seperi Computer
Assisted Instruction (CAT), compact
disk (CD) multimedia pembelajaran interaktif, dan bahan ajar berbasis web.
Pendapat
lain tentang pengelompokan atau kategori bahan ajar muncul dari Ballstaedt (Depdiknas,
2008: 11) bahan ajar dikategorikan menjadi tiga kategori, yaitu sebagai
berikut.
a.
Bahan Ajar Cetak (Printed)
Bahan ajar cetak meliputi Handout,
Buku, Modul, Lembar Kerja Siswa (LKS), Brosur, Leaflet, Wallchart, Foto/Gambar,
dll.
b.
Bahan Ajar Dengar (Audio)
Bahan ajar dengar meliputi kaset,
radio, piringan hitam, dan compact disk
audio.
c.
Bahan Ajar Pandang Dengar
Bahan ajar pandang dengar meliputi video compact disk, film, bahan ajar
multimedia interaktif, dan bahan ajar berbasis web.
Pengembangan bahan ajar
dapat disusun sesuai kebutuhan guru dalam mencapai kompetensi yang diharapkan.
Tujuan pengembangan bahan ajar menurut Depdiknas (2008: 9) adalah menyediakan
bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum dengan mempertimbangkan
kebutuhan siswa, membantu siswa dalam memperoleh alternatif bahan ajar dan
memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran. Selain itu, Depdiknas (2008: 9) juga menjelaskan
tentang beberapa fungsi bahan ajar. Adapun fungsi bahan ajar adalah sebagai
berikut.
a.
Pedoman bagi siswa yang akan mengarahkan
semua aktivitasnya dalam proses pembelajaran, sekaligus merupakan substansi
kompetensi yang seharusnya dipelajari atau dikuasainya.
b.
Alat evaluasi pencapaian atau penguasaan
hasil pembelajaran.
Selain
memiliki fungsi, bahan ajar memiliki prinsip yang harus dipatuhi dalam
pembuatan bahan ajar, Liya Narulita (2010: 49) menjelaskan tentang prinsip
pengembangan bahan ajar yang memperhatikan prinsip-prinsip pembelajaran, antara
lain:
a. Mulai dari yang mudah untuk memahami yang sulit, dari
yang kongkret untuk memahami yang abstrak.
b. Pengulangan akan memperkuat pemahaman.
c. Umpan balik positif akan memberikan penguatan terhadap
pemahaman siswa.
Prinsip
pengembangan bahan ajar yang dikemukakan oleh Depdiknas (2008: 10), yaitu: (1)
mulai dari yang mudah untuk memahami yang sulit, dari yang kongkrit untuk
memahami yang abstrak; (2) pengulangan akan memperkuat pemahaman; (3) umpan
balik yang positif akan memberikan penguatan terhadap pemahaman siswa; (4)
motivasi belajar yang tinggi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan
belajar; (5) mencapai tujuan ibarat naik tangga, setahap demi setahap, akhirnya
akan mencapai ketinggian tertentu; (6) mengetahui hasil yang telah tercapai
akan mendorong siswa untuk terus mencapai tujuan. Siswa akan paham dalam
belajar jika belajar secara bertahap, mempunyai motivasi yang tinggi, belajar
dengan memahami, dan belajar dengan terus-menerus.
Aspek-aspek
yang harus dipenuhi dalam penyusunan bahan ajar menurut Depdiknas (2008: 28)
meliputi:
a.
Aspek Kelayakan Isi
1)
Kesesuaian dengan SK dan KD
2)
Kesesuaian dengan perkembangan anak
3)
Kesesuaian dengan kebutuhan bahan ajar
4)
Kebenaran substansi materi pembelajaran
5)
Manfaat untuk penambahan wawasan
6)
Kesesuaian dengan nilai moral dan
nilai-nilai sosial
b.
Aspek Kebahasaan
1)
Keterbacaan
2)
Kejelasan informasi
3)
Kesesuaian dengan kaidah Bahasa
Indonesia yang baik dan benar
4)
Pemanfaatan bahasa secara efektif dan
efisien (jelas dan singkat)
c.
Aspek Penyajian
1)
Kejelasan tujuan (indikator) yang ingin
dicapai
2)
Urutan sajian
3)
Pemberian motivasi, daya tarik
4)
Interaksi (pemberian stimulus dan
respon)
5)
Kelengkapan informasi
d.
Aspek Kegrafikaan
1)
Penggunaan font (jenis dan ukuran)
2)
Lay
out
atau tata letak
3)
Ilustrasi, gambar, dan foto
4)
Desain tampilan
a.
Buku Panduan Guru
Buku panduan guru memuat tentang penjelasan materi
dari buku siswa panduan dalam proses pembelajaran, panduan interaksi apa yang
harus dilakukan guru, beberapa respon
atau jawaban yang diharapkan dari siswa pada masalah terbuka yang diberikan,
materi pengayaan, uji kompetensi, dan kunci jawaban beserta penilaian terhadap
keterlaksanaan materi di dalam buku. Proses berfikir materi lingkaran pada buku
panduan guru lebih bersifat induktif yang dimulai dengan pertanyaan-pertanyaan
yang membantu siswa dalam menemukan konsep.
Penilaian terhadap kevalidan buku panduan guru
meliputi indikator-indikator sebagai berikut.
1) Komponen tujuan dan indikator serta rencana kerja
harian.
a) Ketersediaan tujuan pembelajaran
b) Kejelasan indikator
c) Kejelasan rencana kerja harian (menggambarkan kegiatan
pencapaian indikator dan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan).
2) Komponen proses
a) Kejelasan tahap pembelajaran
b) Kejelasan kegiatan guru
c) Kejelasan kegiatan siswa
d) Kejelasan materi yang akan dipelajari
e) Kejelasan interaksi
f) Kejelasan penggunaan kedekatan
g) Kejelasan penggunaan pembelajaran berbasis masalah
3) Komponen penyajian
a) Sistematika penyajian
b) Konsistensi sistematika sajian dalam bab/subbab
c) Berbasis aktivitas
4) Komponen fungsi
a) Penjelasan berurutan penyajian buku kegiatan siswa
b) Menjelaskan kegiatan pembelajaran sesuai buku kegiatan
siswa
c) Memuat kemungkinan respon siswa terhadap masalah
terbuka pada buku kegiatan siswa
d) Menjelaskan pembelajaran brbasis masalah
5) Komponen pengayaan
a) Menyertakan pengayaan
6) Komponen evaluasi
a) Mengukur tingkat pencapaian kompetensi
b) Mencangkup asesmen kognitif, afektif, dan psikomotorik
c) Menyertakan jawaban dan latihan soal maupun tes
evaluasi
d) Menyertakan rubrik penilaian
7) Komponen kegrafikan
a) Ukuran buku
b) Desain kulit buku
c)
Dasain
isi buku
b.
Buku Siswa
Buku siswa memuat beberapa contoh masalah yang akan
dikerjakan siswa pada akhir pembelajaran, masalah dalam kehidupan sehari-hari
diberikan namun siswa tidak mengerjakan masalah yang diberikan pada awal
pembelajaran namun setelah siswa memahami dan mempelajari tentang materi
tersebut. Buku siswa juga berisi tentang kegiatan siswa yang merupakan
penyelidikan masalah yang dapat membantu siswa menemukan konsep, penjelasan
tentang materi, soal tantangan, dan latihan soal pemecahan masalah yang harus
diselesaikan dengan menggunakan langkah-langkah pemecahan masalah.
Proses berfikir pada buku kegiatan siswa lebih
bersifat induktif, dengan memulai dari beberapa soal atau masalah kontekstual
yang merujuk pada konsep dari materi tersebut. Komponen penilaian buku siswa
terdapat dalam Depdiknas tahun 2008 yaitu sebagai berikut.
1)
Aspek Kelayakan Isi
a)
Kesesuaian dengan SK dan KD
b)
Kesesuaian dengan perkembangan anak
c)
Kesesuaian dengan kebutuhan bahan ajar
d)
Kebenaran substansi materi pembelajaran
e)
Manfaat untuk penambahan wawasan
f)
Kesesuaian dengan nilai moral dan
nilai-nilai sosial
2)
Aspek Kebahasaan
a)
Keterbacaan
b)
Kejelasan informasi
c)
Kesesuaian dengan kaidah Bahasa
Indonesia yang baik dan benar
d)
Pemanfaatan bahasa secara efektif dan
efisien (jelas dan singkat)
3)
Aspek Penyajian
a)
Kejelasan tujuan (indikator) yang ingin
dicapai
b)
Urutan sajian
c)
Pemberian motivasi, daya tarik
d)
Interaksi (pemberian stimulus dan
respon)
e)
Kelengkapan informasi
4)
Aspek Kegrafikaan
a)
Penggunaan font (jenis dan ukuran)
b)
Lay out atau tata letak
c)
Ilustrasi, gambar, dan foto
d)
Desain tampilan
c.
Kegiatan Siswa terdapat di dalam buku siswa
Kegiatan Siswa terdapat
dalam buku panduan guru dan buku siswa sebagai alat melakukan penyelidikan.
Kegiatan siswa terdapat dalam bahan ajar
memiliki berbagai fungsi. Menurut Andi Prastowo (2013: 205) kegiatan siswa
setidaknya memiliki empat fungsi sebagai berikut.
1)
Sebagai bahan ajar yang bisa meminimalkan peran
pendidik, namun lebih
mengaktifkan siswa,
2)
Sebagai
bahan ajar yang mempermudah siswa untuk memahami materi yang diberikan,
3)
Sebagai
bahan ajar yang ringkas dan kaya tugas untuk berlatih, serta
4)
Mempermudah
pelaksanaan pengajaran kepada siswa.
Selain itu, tujuan penyusunan kegiatan siswa, yaitu:
1)
Menyajikan
bahan ajar yang memudahkan siswa untuk berinteraksi dengan materi yang
diberikan,
2)
Menyajikan
tugas-tugas yang meningkatkan penguasaan
siswa terhadap materi yang diberikan,
3)
Melatih
kemandirian belajar siswa, dan
4)
Memudahkan
pendidik dalam memberikan tugas kepada siswa.
Berdasarkan uraian di atas, bahan ajar adalah alat yang digunakan dalam pembelajaran
(berupa buku panduan guru dan buku siswa) yang disusun secara sistematis dengan
kaidah-kaidah tertentu sesuai dengan kebutuhan pembelajaran dalam rangka
mencapai tujuan kompetensi yang diharapkan dalam pembelajaran dan dalam
penyusunannya memerhatikan beberapa aspek penting, yaitu: (1) aspek kelayakan
isi; (2) aspek kebahasaan; (3) aspek penyajian; (4) aspek kegrafikaan.