PRESTASI BELAJAR
Prestasi belajar
matematika siswa merupakan hasil belajar yang dicapai oleh siswa yang diukur
selama pembelajaran berlangsung. Prestasi belajar matematika dapat dicapai
bergantung pada kondisi kelas dan manajemen pembelajaran, sebagaimana
diungkapkan oleh Cheng (Ojimba, 2013:
477) bahwa Had earlier conducted a study on the effect of classroom
environment on students’ satisfaction and achievement suggesting that classroom
climate and management style contributes differently towards different aspect
of achievement. Maksud pernyataan
tersebut dalah kondisi
lingkungan belajar yang baik akan berpengaruh pada kepuasan belajar dan
prestasi belajar siswa bergantung pada kontribusi pengelolaan kelas. Prestasi
belajar siswa akan baik bergantung pada situasi dan kondisi dalam kelas.
Prestasi belajar matematika siswa dapat diketahui dengan memberikan tes diakhir
pembelajaran. Pemberian tes pembelajaran dimaksudkan untuk melihat ketuntasan
belajar siswa terhadap materi yang telah diajarkan.
Menurut Hamdu &
Agustian (2011: 92) mengartika prestasi belajar sebagai kemampuan siswa dalam
hal menerima, menolak, dan menilai informasi-informasi yang telah diperoleh
dalam proses belajar yang dinyatakan dalam bentuk nilai dan diketahui ketika
sudah melalui kegiatan evaluasi terhadap proses belajar yang sudah dijalani.
Prestasi siswa dapat diketahu setelah proses pembelajaran dialkukan dan
nilainya sapat diketahui dengan memberikan seperangkat alat evaluasi berupa
tes. Menurut Jhonson & Jhonson (2002: 8), definisi prestasi adalah sebagai
berikut:
a) achievement related behavior (ability to
communicated, cooperative perform certain activities, and solve complex
problem), b) achievement related products (writing themes or product report,
art product, craft product, or c) achievement related attitude and dispotitions
(proide in the work, desire to improve continually one’ competenciens,
cpmittmen to quality, internal locus of control, self-esteem.
Prestasi berkembang
menurut tiga hubungan yaitu: a) prestasi berhubungan dengan tingkah laku, b)
prestasi berhubungan dengan hasil, c) prestasi yang berhubngan dengan sikap dan
disposisi. Demikian halnya dengan Prastiti & Pujiningsih (2009: 226) juga
mengartikan prestasi belajar sebagai hasil belajar yang meliputi penguasaan
aspek ramah cipta (prestasi kognitif), ranah rasa (prestasi afektif) dan ranah
karsa (prestasi psikomotorik). Hasil perkembangan pengetahuan ini kemudian
berfungsi untuk mengetahui tingkat kemajuan yang telah dicapai siswa setelah
pembelajaran berlangsung. Selain itu, menurut Grouws & Cebula (2000: 19)
mengungkapkan bahwa:
Student achievement and understanding are
significantly improved when teachers are aware of hoe student construct
knowledge, are familiar whit the intuitive solution methods that students use
when they solve problems, and utilize this knowledge when planning and
conduction instruction in matemathics.
Hal ini dimaksudkan bahwa prestasi belajar
siswa dan pemahaman meningkat secara signifikan ketika guru menyadari bagaimana
siswa membangun pengetahuannya sendiri, akrab menggunakan intuitif ketika
memecahkan masalah, dan dengan pengetahuan siswa merencanakan dan melaksanakan
instruksi dalam matematika memiliki prestasi belajar siswa yang baik.
Prestasi belajar
siswa bukan hanya diukur pada kemampuan siswa dalam menerima materi didalam
kelas melainkan juga bagaimana kontribusi social di lingkungan masyarakat. Hal
ini dijelaskan oleh Brownlie et al
(2003: 9) bahwa “student achievement is
an improvement in learning that develops both the individual and the individual’s
ability to contribute to society”. Prestasi belajar adalah suatu kemajuan
belajar yang mengembangkan individu dan kemampuan individu yang berkontribusi
untuk masyarakat artinya bahwa prestasi belajar adalah bentuk perwujudan teori
yang diperoleh di sekolah dan penerapan teori tersebut dapat dilihat dilingkup
masyarakat. Ditambahkan oleh Algarabel & Dasi (2001: 46) yang mengatakan
bahwa “achievement is the competence of a
person in relation to a domain of knowledge”. Prestasi adalah kompetensi seseorang dalam hubungan
dengan suatu domain pengetahuan artinya dalam ranah pengetahuan siswa dikatakan
berprestasi apabila siswa dapat menerapkan pengetahuan yang dicapai dalam
proses belajar mengajar.
Kegiatan belajar
siswa dalam kelas sangat membantu siswa dalam mengembangkan prestasi
belajarnya. Aktivitas-aktivitas seperti mengerjakan tugas, menyelesaikan soal
latihan, diskusi, umpan balik, dan lain-lain. Hal ini sebagaimana yang
diungkapkan oleh Singh & Saxena (Ojimba, 2013: 712) bahwa found that school level factors of academic
climate (test and feedback homework teachers’ quality) are the prominent
contributors to learning achievement in mathematics”. Maksudnya adalah
prestasi belajar siswa berkaitan dengan faktor-faktor yang dimiliki oleh siswa
baik faktor internal maupun eksternal siswa termasuk juga bagaiman guru
menerapkan pendekatan pembelajaran. Selain itu Brownlie, et al (2003: 12-13) juga mengungkapkan bahwa beberapa faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar siswa antara lain: management class (manajemen kelas), student learning strategies (strategi belajar siswa, background (latar belakang pengetahuan),
dan student and teacher positive
intractions (interaksi positif siswa dan guru). Hal tersebut di atas
mengindikasikan bahwa tugas guru dalam rangka mengembangkan prestasi belajar
siswa adalah dengan memperhatikan kondisi dalam diri siswa maupun dari luar
siswa, serta pendekatan pembelajaran yang tepat diberikan.
Prestasi belajar
siswa dapat dilakukan dengan melakukan penilain terhadap pencapaian kompetensi
yang telah ditetapkan dalam pembelajaran. Hal ini diungkapkan oleh Steller
(Cotton, 2003: 14) bahwa “effevtive
principle create school climate where academic achievement is primary goal”.
Pembelajaran yang efektif menciptakan suasana atau kondisi sekolah yang
menjadikan prestasi akademik sebagai tujuan utama. Leinward (2009: 81) kemudian
menambahkan bahwa guru dalam tugasnya seharusnya “using student achievement data to build action plans for improvement”.
Maksudnya adalah guru sebaiknya menggunakan data prestasi belajar untuk mebuat
rencana tindakan pembelajaran. Untuk mengetahui prestasi belajar siswa maka
dapat dilakukan dengan tes. Tes yang disusun berdasarkan standar kompetensi dan
kompetensi dasar yang ditentukan oleh mata pelajaran metematika dalam rencana
pelaksanaan pembelajaran.
Tes diberikan
setelah proses pembelajaran berlangsung. Pemberian tes diberikan kepada siswa
yang telah mempunyai pengalaman belajar. Pentingnya pengalaman belajar ini
diungkapkan oleh Ruppet (2006: 11) bahwa “learning experience in the arts contribute to
the development of academic skills, including the arena of reading and language
development and mathematics”. Maksudnya pengalaman belajar dalam dunia
pendidikan berkontribusi dalam pengembangan bahasa dan matematika berarti untuk
melihat perkembangan kemampuan belajar matematika siswa perlu diberikan tes.
Berdasarkan uraian dari beberapa pendapat di atas
dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar matematika adalah hasil evluasi
penguasaan konsep, keterampilan, dan pengetahuan siswa pada mata pelajaran
matematika yang di dapat melalui proses pembelajaran sebagai bentuk pengalaman
individu dalam berinteraksi dengan lingkungannya dan hasil penguasaan tersebut
ditunjukkan dengan nilai.