CANDI BROBUDUR

WAWANCARA



1.  Definisi wawancara

Wawancara adalah alat pengumpul data dengan cara mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara lisan pula. Ciri utama dari wawancara adalah adanya kontak   langsung   anatara  pencari   informasi  (interviewer)   dan   sumber   informasi (interviewee).
Suatu  wawancara  dapat  dikatakan  suatu  proses  interaksi  dan  komunikasi  dimana sejumlah variabel memainkan peranan yang penting karena variabel tersebut dapat mempengaruhi dan menentukan hasil wawancara. Variabel tersebut antara lain: (1) pewawancara (interviewer), (2) responden (interviewee), (3) materi wawancara, dan (4) hubungan antara pewawancara dengan responden.
Menurut Esterberg (2002), wawancara dibedakan dalam tiga jenis, yaitu sebagai berikut:

a.   Wawancara terstruktur

Dalam wawancara terstruktur, pertanyaan dan alternative jawaban yang diberikan kepada interviewee telah ditetapkan terlebih dahulu.
b.  Wawancara semiterstruktur

Wawancara  semiterstruktur adalah  wawancara  yang  dalam  pelaksanaannya lebih bebas  bila  dibandingkan dengan  wawancara terstruktur. Tujuannya adalah  untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, dimana pihak yang diajak wawancar a diminta pendapat, dan ide-idenya.
c.   Wawancara tak terstruktur

Wawancara tak terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya.
2.  Langkah-langkah melakukan wawancara

Lincoln dan  Guba dalam Sanapiah Faisal, mengemukakan ada  tujuh  langkah dalam penggunaan wawancara untuk mengumpulkan data dalam penelitian, yaitu:
a.   Menetapkan kepada siapa wawancara itu akan dilakukan

b.  Menyiapkan pokok-pokok masalah yang akan menjadi bahan pembicaraan c.   Mengawali atau membuka alur wawancara
d.  Melangsungkan alur wawancara

e.   Mengkonfirmasikan ikhtisar hasil wawancara dan mengakhirinya


f.    Menuliskan hasil wawancara ke dalam catatan lapangan

g.   Mengidentifikasi tindak lanjut hasil wawancara yang telah diperoleh

3.  Jenis-jenis pertanyaan dalam wawancara

a.   Pertanyaan yang berkaitan dengan pengalaman b.  Pertanyaan yang berkaitan dengan pendapat
c.   Pertanyaan yang berkaitan dengan perasaan d.  Pertanyaan tentang pengetahuan
e.   Pertanyaan yang berkenaan dengan indera

f.    Pertanyaan yang berkaitan dengan latar belakang atau demografi

4.  Fungsi wawancara

Fungsi wawancara menurut Sutrisno Hadi (1973) dalam Muslimin (2002), yaitu:

a.   Sebagai metode primer jika  wawancara dijadikan satu-satunya alat  pengumpulan data, atau metode yang diberi kedudukan yang utama dalam serangkaian metode- metode pengumpulan data lainnya;
b.  Sebagai  metode pelengkap, jika  wawancara hanya  digunakan sebagai  alat  untuk mencari informasi yang tidak diperoleh dengan cara lain;
c.   Sebagai kriterium, jika metode ini digunakan untuk menguji kemantapan hasil testing, kuesioner, dan sebagainya.
5.  Alat-alat wawancara

Agar hasil wawancara dapat terekam dengan baik, dan peneliti memiliki bukti telah melakukan wawancara kepada informan atau sumber data, maka diperlukan bantuan alat- alat sebagai berikut.
a.   Buku catatan: berfungsi untuk mencatat semua percakapan dengan sumber data. b.  Tape recorder: berfungsi untuk merekam semua percakapan atau pembicaraan.
c.   Kamera: berfungsi untuk memotret kalau  peneliti sedang melakukan  pmbicaraan dengan informan atau sumber data.
6.  Kelebihan Cdan Kekurangan Wawancara

a.    Kelebihan wawancara

1)  Hasil wawancara secara kualitas dapat dipertanggung jawabkan

2)  Mempunyai nilai yang tinggi

3)    Semua kesalah pahaman dapat dihindari


4)    Pertanyaan  yang  telah   disiapkan  dapat  dijawab  oleh  narasumber  dengan penjelasan-penjelasan tambahan
5)    Setiap pertanyaan dapat dikembangkan lebih lanjut

6)    Informasi yang diperoleh langsung dari sumber pertama

b.    Kelemahan wawancara

1)  Data atau informasi yang dikumpulkan sangat terbatas.

2)    Memakan waktu dan biaya yang besar jika, dilakukan dalam suatu wilayah yang luas.

Adapun hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengemukakan pokok-pokok permasalahan yang akan diungkap menurut S. Margono (1997: 166) diantaranya sebagai berikut: a) Menghindari kata-kata yang bermakna ganda; b) Menghindari pertanyaan panjang; c) Mengajukan pertanyaan sekonkrit mungkin; d) Mengajukan pertanyaan pengalaman konkrit interviewee; e) Menyebut semua alternative jawaban; f) Menghindari kata-kata canggung yang membuat rasa malu interviewee; g) Menetralkan gaya bahasa bertanya; h) Memproyeksikan gaya pertanyaan yang menyangkut interviewee.

7.  Contoh format wawancara terstruktur dan tak terstruktur.

a. Wawancara terstruktur


P  :  Apakah Anda  mengetahui tentang peristiwa kebakaran  yang terjadi di  komplek pertokoan ini yang baru terjadi kemarin?

S : Iya

P : Kapan peristiwa kebakaran tersebut terjadi? S : Sekitar pukul 20.30 WIB.
P : Di mana Anda berada saat kebakaran terjadi?

S : Saya berada di dalam toko saya yang berjarak 300m dari kebakaran tersebut. P : Bagaimana tindakan Anda begitu mengetahui peristiwa tersebut?
S :Langsung menelpon petugas pemadam kebakaran dan menyelamatkan berkas -berkas penting serta barang berharga lainnya.


b. Wawancara tidak terstruktur

P : Apakah Anda mengetahui akan tawuran antar pelajar SMA yang baru saja terjadi di kota ini?

S : Iya

P : Anda mengetahui peristiwa tersebut dari mana?

S : Dari teman saya.

P : Apakah teman Anda melihat langsung kejadian tersebut?

S : Iya, ia sedang melintas daerah tersebut saat tawuran terjadi.

P : Apakah teman Anda ketakutan ketika melihat peristiwa tersebut atau malah mendekat ke lokasi?

S : Ia malah mendekat ke lokasi dan sempat mengambil beberapa foto kejadian tersebut.


DAFTAR PUSTAKA



Nurul Zuriah. 2006. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuntitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta http://minniedepu.blogspot.com/2013/08/kekurangan -kelelebihan-dari-observasi.html