KARAKTERISTIK PROBLEM-BASED LEARNING
Problem based learning dengan
harapan siswa belajar di lingkungan kecil atau kelompok kecil akan membantu
perkembangan masyarakat belajar. Bekerja dalam kelompok juga membantu
mengembangkan karakteristik esensial yang dibutuhkan untuk sukses setelah siswa
tamat belajar seperti dalam berkomunikasi secara verbal, berkomunikasi secara
tertulis dan keterampilan membangun team kerja. Karakteristik model problem-based learning menurut Riyanto (2010: 290),
yaitu titik awal pembelajaran adalah
masala, model PBL berpusat pada siswa dan menekankan pembelajaran mandiri, dan
mendorong siswa meningkatkan keterampilan.
Pandangan
lain dikemukakan oleh Hosnan (2014: 295) model problem-based learning bercirikan penggunaan masalah dalam
kehidupan nyata sebagai sesuatu yang harus dipahami siswa untuk melatih dan
meningkatkan keterampilan berpikir kritis, dan pemecahan masalah serta
mendapatkan pengetahuan konsep-konsep penting, dimana tugas guru harus
memfokuskan diri untuk membantu siswa mencapai keterampilan menggarahkan diri. Masalah-masalah
dalam problem-based learning memiliki beberapa karakteristik. Menurut
Tan (2003: 30-31) mengatakan bahwa masalah dalam
PBL memiliki perspektif majemuk, masalah harus menantang siswa mengembangkan
pengetahuan, sikap dan kompetensi.
Kemudian
Arends (2012: 397) menjelaskan secara rinci terkait karakteristik yang dimiliki
oleh PBL, yaitu sebagai berikut.
a)
Pertanyaan atau masalah pendorong.
PBL menyusun pengajaran
berdasarkan pertanyaan atau masalah yang penting secara sosial penting dan
secara personalbermakna bagi siswa.
b)
Fokus antar-disiplin. Meskipun PBL dapat berpusat pada
subjek tertentu (sains, matematika, sejarah), masalah aktual yang diselidiki
dipilih karena solusinya mengharuskan siswa menyeliidiki banyak pelajaran.
c)
Penyelidikan autentik. PBL menuntut siswa untuk melakukan
penyelidikan autentik yang berusaha menemukan solusi nyata untuk masalah nyata.
Mereka harus menganalisis dan menetapkan masalahnya, mengembangkan hipotesis
dan membuat prediksi, mengumpulkan dan menganalisis informasi, melaksanakan
eksperimen (jika memungkinkan), membuat inferensi, dan menarik kesimpulan.
Metode-metode investigasi yang digunakan tentu bergantung pada masalah yang
diteliti.
d)
Produksi artefak dan benda
panjang.
PBL mengharuskan siswa untuk membuat produk dalam bentuk artefak dan benda
panjang yang menjelaskan atau mewakili solusi-solusi mereka.
e)
Kolaborasi. PBL ditandai dengan siswa saling
bekerjasama dengan siswa lain, seringkali secara berpasangan atau kelompok
kecil. Bekerjasama memberikan motivasi untuk keterlibatan yang berkelanjutan
dalam tugas-tugas kompleks dan meningkatkan kesempatan bagi inkuiri dan dialog
bersama, dan untuk perkembangan keterampilan sosial.
Berdasarkan beberapa pendapat di
atas, maka dapat disimpulkan bahwa karakteristik pembelajaran berbasis masalah
adalah menjadikan masalah sebagai titik awal proses pembelajaran, yang
melibatkan siswa untuk aktif dalam diskusi (mengumpulkan informasi terkait
masalah yang diberikan), dan guru hanya bertindak sebagai fasilitator dalam
proses pembelajaran.