MODEL PENGEMBANGAN MODUL
Pengembangan instruksional adalah cara yang sistematis dalam
mengidentifikasi, mengembangkan, dan mengevaluasi seperangkat materi dan strategi
yang diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (Twelker, 1972 dalam
Mudhoffir (1990;29). Ada beberapa model pengembangan instruksional misalnya
model pengembangan instruksional Briggs, Model Banathy, model PPSI (Prosedur
Pengembangan Sistem Instruksional), model Kemp, model Gerlach dan Ely, model
IDI (Instructional Development Institute), Dick & Carrey dan lain-lain.
Model pengembangan modul matematika
yang dilakukan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah menggunakan model IDI
(Instructional Development Institute).
Pengembangan instruksional model IDI menerapkan prinsi-prinsip pendekatan
sistem. Ada tiga tahapan besar pendekatan system, yaitu penetuan (define) atau analisis kebutuhan,
pengembangan (develop), dan evaluasi
(evaluate). Ketiga tahapan tersebut
dihubungkan dengan umpan balik (feedback)
untuk mengadakan revisi Mudhoffir (1990;29).
Tahap pertama yaitu define
yang berisikan langkah-langkah identifikasi masalah, analisis latar dan
pengelolaan organisasi. Tahap kedua adalah tahap pengembangan yang berisikan
langkah-langkah identifikasi tujuan, menentukan metode yang digunakan dan
penyusunan prototipe. Sedangkan langkah tahap ketiga yaitu tahap
evaluasi/penilaian yang berisikan langkah-langkah uji coba dan analisis hasil
uji coba. Model ini
dikembangkan oleh University Consortium for Instructional and Technology
(UCIDT) yang terdiri dari University of Southern California (USC), International University
di San Diego, Michigan State University (MSU), Syracuse University,
dan Indiana University. Sejak mulai dikembangkannya, model ini telah dicobakan
dengan berhasil dilebih dari 344 institusi di Amerika Serikat dan di
negara-negara Asia/ Eropa.
Semua langkah-langkah di atas sejalan dengan pendapat Asim (2001:2)
menjelaskan bahwa “sebenarnya dalam penelitian pengembangan terdapat empat
langkah utama, yaitu: (a) analisis kebutuhan (needs assesment), (b) pengembangan produk, (c) uji produk dan (d)
diseminasi”. Peneliti memilih model pengembangan yang dikembangkan oleh IDI dan
Asim karena peneliti memandang bahwa model dengan pendekatan sistem ini
sesuai dengan masalah yang melatar belakangi penelitian ini. Dengan adanya
analisis kebutuhan, melihat karakteristik mahasiswa, dan dengan kondisi/sistem-sistem
yang ada maka peneliti berharap dengan
model ini dapat dikembangan modul matematika geometri yang sesuai yang valid,
praktis dan efektif dalam meningkatkan hasil, aktivitas serta motivasi belajar matematika
mahasiswa.